Industri Telekomunikasi Indonesia dikuasai Luar Negeri

Dalam industri telekomunikasi kita mengenal beberapa operator besar seperti Telkomsel, Indosat, XL, Three, dan Axis. Mereka adalah pemain teknologi telekomunikasi selular di Indonesia, coba kita lihat beberapa operator tersebut kebanyakan dikuasai  perusahaan asing.

Industri  ini memang sangat ramai sekali, setiap operator telekomunikasi mempunyai produk  minimal 2, seperti Telkomsel mempunyai Simpati dan AS, Indosat dengan Mentari dan IM3nya, terus XL dengan kartu Bebas dan Jempol. Mereka adalah pemain telekomunikasi selular terbesar di Indonesia. Sehingga persaingan pun sangat kompeten dan menarik dalam bidang, kita lihat saja dalam iklannya banyak persaingan harga dan promo-promo yang di tawarkan.

Dalam kepemilikannya perusahaan operatror ini kebanyakan dikuasai oleh perusahaan asing. Berikut ini informasi kepemilkian perusahaan asing dalam perusahaan operator yang ada di Indonesia.

Operator	Kepemilikan saham
	Asing	Publik	Lokal
Telkomsel	Singtel Mobile (Singapura) 35%		Telkom 65%
Indosat	Qtel Asia (Qatar) 65% Skagen AS Entities (Norwegia) 5,38% (Jumlah 70,38%)	Publik 15,33%	Pemerintah RI (14,39%
XL Axiata	Indocel Holding Sdn Bhd(Malaysia) 66,7% Etisalat Int.Indonesia Ltd (Uni Emirat Arab) 13,3% (Jumlah:80%)	Publik 20%
Natrindo (Axis)	Saudi Telecom Company (Arab Saudi) 80,1% Maxis Communications (Malaysia) 14,9%		Perushaan Lokal 5%
Hutchison ( Tri )	Hutchison Whampoa (Hongkong) 60%		Charoen Pokphand Group Indonesia 40%

Dalam sebaran pelanggan telekomunikasi selular ini di beberapa wilayah di indonesia yang terbanyak yaitu Jawa Barat-Jawa Tengah-DIY-Jawa Timur dengan jumlah Pelanggan 42.888.880 selanjutanya diikuti dari wilayah Sumatera dengan jumlah pelanggan mencapai 35.721.194 pelanggan, Sulawesi-Maluku-Papua 12.624.304 pelanggan, Kalimantan 11.113.034, dan yang terakhr adalah 7.227.946.

Di indonesia ini pelanggan operator seluler mencapai 110juta pelanggan, dapat dibayangkan keuntungan yang didapat oleh perusahaan luar negeri tersebut. Sungguh sangat mengkhawatirkan apabila bidang telekomunikasi dikuasai oleh perusahaan luar negeri karena akan berdampak pada ketahanan nasional khususnya dibidang telekomunikasi.

“(Pembelian kembali saham) ini penting untuk menjaga ketahanan nasional, khususnya dibidang Telekomunikasi” kata Mustafa Abubakar Menteri BUMN RI. (dikutip dari Koran Kompas)

Ditulis oleh: Dori Hudori

td-Informasi, Updated at: 5/25/2011 08:54:00 PM