3
AL MALIK
(MAHA RAJA/YANG
MAHA PENGUASA)
The King/The
Soverign
Dalam Al Qur’an, kata Malik diulang sebanyak 5 kali, dua
diantaranyadirangkaikan dengan kata haq yang berarti “pasti” dan “sempurna”.
Secara umum Al Malik diartikan Raja atau Penguasa, kata
Malik terdiri dari huruf Mim Laam Kaaf yang rangkaiannya mengandung makna
“kekuatan” dan “Keshahihan”, ini menunjukkan bahwa Allah adalah segala kekuatan
yang ada di alam semesta ini yang shahih dan tidak dapat di ingkari lagi
kekuasaan-Nya meliputi semesta alam dan pengetahuan yang ada.
AL Malik dalam AL Qur’an menyebutnya Raja Yang Maha Berkuasa
(yang Mutlak kekuasaannya), Menurut AL Ghazali Malik adalah “yang tidak butuh
pada zat dan sifat-Nya segala yang wujud, bahkan Dia adalah yang butuh
kepada-Nya, Wujud segala sesuatu bersumbr dari pada-Nya. Maka segala sesuatu
selainnya menjadi Milik-Nya dalam zat dan sifat-Nya serta membutuhkan-Nya.
Itulah Raja Yang Mutlak.
Firman Allah dalam Surat Thaaha: 114
“Maka Maha Tinggi
Allah, Raja Yang Sebenar-benarnya” (Q.S. At Thaaha:114)
Sudahlah jelas bahwa Allah adalah Raja Yang sebenar-benarnya
segala bentuk raja di dunia dan semsta ini adalah miliknya dan tunduk
kepada-Nya, selain merajai di dunia yang fana ini, kerajaan Allah juga bersifat
langgeng (abadi).
Di terangkan dalam Firman-Nya dalam surat Al Mu’minun : 16
“(yaitu)
hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka
yang tersembunyi bagi Allah. (lalu Allah berfirman):”Kepunyaan siapa kerajaan
pada hari ini? ”Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” (Q.S. Al Mu’minun:16).
Di terangkan lagi dalam surat Al Fatihah : 4
“Yang Mengusai hari Pembalasan” (Q.S. Al Fatihah:4)
Dengan begitu Allah yang menguasai pengetahuan dan segala
urusan tentang hari pembalasan, yang mengusai waktu yang telah lalu dan yang
akan datang. Dunia dan seisinya dalam genggaman-Nya.
Dalam Hadits Rasulullah
“Allah Yang Maha
Mulia Lagi Agung ‘menggenggam’ bumi pada hari kemudian dan ‘melipat’ semua
langit dengan ‘tangan kanan-Nya’, kemudian berseru: Aku Adalah Malik (Raja),
maka dimanakah (mereka yang mengaku) Raja?” (H.R. Bukhori).
Alasan Allah yang
menguasai Hari Kiamat :
1.
Karena pada hari itu Allah
menggantikan Bumi dan Langit ini dengan bumi dan langit yang lain.
Allah
menjelaskan dalam Firman-Nya
“(Yaitu) pada hari ketika bumi
diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) mereka semua ( di Padang
Masyhar) berkumpul menghadap kehadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa” (Q.S.
Ibrahim:48).
2.
Dalam kehidupan ini, manusia juga
memiliki sifat “memiliki”, dan ini akan di pertanggung jawabkan dan segala yang
dimilikinya itu akan terlepas sendirinya.
“dan benarlah
Perkataan-Nya, di tangan-Nyalah segala Kekuasaan diwaktu sasangkala ditiup” (Q.S. Al An’am:73)
Itulah gambaran bagaimana Allah Maha Berkuasa dan Betapa
Allah Merajai Segala sesuatunya.
Pesan Sosial dan Moral
1.
Tidak
terlena akan Jabatan/Tahta
Dengan
sifat memiliki manusia seakan memiliki segalanya, dengan memaknai Al Malik ini
manusia harusnya sadar apabila kita sedang diatas ada lagi yang lebih Maha
Tinggi dan itu akan menjadi koreksi dan motivasi kita bahwa Jabatan yang kita
emban adalah sebuah amanat dan akan dipertanggungjawabkan, kekuasaan duniawi
adalah fana ataupun sementara seadngkan kekuasaan ALLah adalah Mutlak dan
Abadi.
Rasulullah
bersabda:
“Orang yang dibenci oleh Allah serta yang
paling jelek besok pada hari Kiamat adalah seorang yang menamakan dirinya
dengan nama raja diraja, karena tiada Dzat yang bersifat Raja Kecuali Allah” (H.R. Muslim).
2.
Mengendalikan
Hawa Nafsu
Dengan
dapatnya kita memaknai sifat Al Malik, kita tahu bahwa yang menguasai segalanya
adalah Allah semata, dengan begitu kita tahu bahwa hawa nafsu adalah bujukan
syetan yang akan hanya menjerumuskan kita kepada hal-hal negatif dan itu
merupakan contoh ketundukan kita kepada syetan. Jadikanlah hawa nafsu menjadi
pahala bagi kita dengan mengedepankan yang halalan toyyiban, dan yang menjadi
hak kita bolehlah kita nafsu terhadap itu.
3.
Menjadi
Hamba Yang Bersyukur
Memaknai
sifat Al Malik berarti kita mengakui tentang kekuasaan Allah di bumi dan
langit, serta di dalam kedalam hati kita setiap mahluk-Nya. Dan dengan serta
merta kita harus mensyukuri segala nikmat yang telah diberi, itu adalah hamba
yang menunjukkan bahwa kiata adalah hamba yang pintar bersyukur.
4.
Mengharap
Pertolongan Allah
Sebagai
Yang Maha Kuasa, Allah lah yang menentukan segala urusan yang akan kita hadapi
dan telah kita hadapi, Dia lah yang mengetahui segala pengetahuan tentang alam
dan isinya serta yang tahu akan kedalaman hati seseorang. Segala apa yang kita
ikhtiarkan tergantung pada ketentuannya karena Dia Yang Maha Kuasa, dengan
mengharap pertolongan Allah berarti kita menunjukan sikap yang menumbuhkan
kekuatan bathin dalam menghadapi segala sesuatu. Sebaliknya dengan tidak
mengharapkan pertolongan dari Allah merupakan cerminan sikap yang angkuh.
Hudjaifah ibnul Yaman, r.a Mengatakan: “Hindarilah tempat-tempat yang penuh fitnah”, Ibnul Yaman pun ditanya,
‘tempat macam apakah yang penuh dengan fitnah itu? Dia kemudian menjawab,
‘pintu-pintu para penguasa. Dimana salah seorang dari kalian yang masuk
kedalamnya, kemudian membenarkan segala yang diucapkan dan yang diperbuat
pemimpin itu dengan suatu kebohongan, dan mengatakan yang bukan sebenarnya”
(Hiyanatul Auliya,I/277 dan Tahjibul Hiyah, I/206)
Dengan meyakini dan memaknai Al Malik kita mempunyai
landasan hidup yang mapan dan mantap, sehingga kebal akan bujuk rayu syetan
terhadap kita. Tidak ada yang ditakuti selain Allah karena Dia lah yang patut
untuk diminta pertolongan dan kita senantiasa takut akan ajabnya, tidak takut
akan kehilangan jabatan dan harta karena ada Yang Maha Raja dan kekuasaanya
meliputi alam semesta, karena Allah senantiasa bersama orang-orang yang selalu
mengingat-Nya.
tidak akan kalah dengan perasaan malas dan putus asa sehingga
giat dalam belajar, berusaha dan bekerja serta optimis menjalani hidup, karena
semua adalah dalam kekuasaannya dan menjalani hidup dengan bersandar terhadap
ketentuan Yang Maha Raja, Allah SWT.
Dari semua uraian kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kita
haru menjalani hidup ini dengan optimis seakan kita akan hidup seribu (1000)
tahun lamanya, dan menyebarkan amalan dan cinta terhadap sesama. Raihlah
kehidupan dan kesuksesan karena Allah akan melihat kesungguhan akan niat kita.
Dan ingatlah ketika telah meraih kesuksesan hidup, kita harus dapat
mengendalikan hidup ini menjadi sebuah jalan menuju Rahmat dan Ridho-Nya.
Daftar Pustaka:
4. pustaka-ol, http://pustaka-ol.blogspot.com/2012/02/area-download-e-book.html
Silahkan Download file E-Booknya disini
Ditulis oleh: Dori Hudori
td-Informasi, Updated at: 2/20/2013 06:03:00 AM
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungan anda ke web ini, Silahkan berkomentar dengan bijak....