Asma'ul Husna ( Al Malik )

 on Wednesday, February 20, 2013  


3
AL MALIK
(MAHA RAJA/YANG MAHA PENGUASA)
The King/The Soverign

Dalam Al Qur’an, kata Malik diulang sebanyak 5 kali, dua diantaranyadirangkaikan dengan kata haq yang berarti “pasti” dan “sempurna”.
Secara umum Al Malik diartikan Raja atau Penguasa, kata Malik terdiri dari huruf Mim Laam Kaaf yang rangkaiannya mengandung makna “kekuatan” dan “Keshahihan”, ini menunjukkan bahwa Allah adalah segala kekuatan yang ada di alam semesta ini yang shahih dan tidak dapat di ingkari lagi kekuasaan-Nya meliputi semesta alam dan pengetahuan yang ada.
AL Malik dalam AL Qur’an menyebutnya Raja Yang Maha Berkuasa (yang Mutlak kekuasaannya), Menurut AL Ghazali Malik adalah “yang tidak butuh pada zat dan sifat-Nya segala yang wujud, bahkan Dia adalah yang butuh kepada-Nya, Wujud segala sesuatu bersumbr dari pada-Nya. Maka segala sesuatu selainnya menjadi Milik-Nya dalam zat dan sifat-Nya serta membutuhkan-Nya. Itulah Raja Yang Mutlak.
Firman Allah dalam Surat Thaaha: 114
“Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenar-benarnya” (Q.S. At Thaaha:114)
Sudahlah jelas bahwa Allah adalah Raja Yang sebenar-benarnya segala bentuk raja di dunia dan semsta ini adalah miliknya dan tunduk kepada-Nya, selain merajai di dunia yang fana ini, kerajaan Allah juga bersifat langgeng (abadi).
Di terangkan dalam Firman-Nya dalam surat Al Mu’minun : 16
“(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (lalu Allah berfirman):”Kepunyaan siapa kerajaan pada hari ini? ”Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” (Q.S. Al Mu’minun:16).
Di terangkan lagi dalam surat Al Fatihah : 4
“Yang Mengusai hari Pembalasan” (Q.S. Al Fatihah:4)
Dengan begitu Allah yang menguasai pengetahuan dan segala urusan tentang hari pembalasan, yang mengusai waktu yang telah lalu dan yang akan datang. Dunia dan seisinya dalam genggaman-Nya.
Dalam Hadits Rasulullah
“Allah Yang Maha Mulia Lagi Agung ‘menggenggam’ bumi pada hari kemudian dan ‘melipat’ semua langit dengan ‘tangan kanan-Nya’, kemudian berseru: Aku Adalah Malik (Raja), maka dimanakah (mereka yang mengaku) Raja?” (H.R. Bukhori).
Alasan Allah yang menguasai Hari Kiamat :
1.    Karena pada hari itu Allah menggantikan Bumi dan Langit ini dengan bumi dan langit yang lain.
Allah menjelaskan dalam Firman-Nya
“(Yaitu) pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) mereka semua ( di Padang Masyhar) berkumpul menghadap kehadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa” (Q.S. Ibrahim:48).
2.    Dalam kehidupan ini, manusia juga memiliki sifat “memiliki”, dan ini akan di pertanggung jawabkan dan segala yang dimilikinya itu akan terlepas sendirinya.
“dan benarlah Perkataan-Nya, di tangan-Nyalah segala Kekuasaan diwaktu sasangkala ditiup”  (Q.S. Al An’am:73)
Itulah gambaran bagaimana Allah Maha Berkuasa dan Betapa Allah Merajai Segala sesuatunya.
Pesan Sosial dan Moral
1.       Tidak terlena akan Jabatan/Tahta
Dengan sifat memiliki manusia seakan memiliki segalanya, dengan memaknai Al Malik ini manusia harusnya sadar apabila kita sedang diatas ada lagi yang lebih Maha Tinggi dan itu akan menjadi koreksi dan motivasi kita bahwa Jabatan yang kita emban adalah sebuah amanat dan akan dipertanggungjawabkan, kekuasaan duniawi adalah fana ataupun sementara seadngkan kekuasaan ALLah adalah Mutlak dan Abadi.
Rasulullah bersabda:
“Orang yang dibenci oleh Allah serta yang paling jelek besok pada hari Kiamat adalah seorang yang menamakan dirinya dengan nama raja diraja, karena tiada Dzat yang bersifat Raja Kecuali Allah” (H.R. Muslim).
2.       Mengendalikan Hawa Nafsu
Dengan dapatnya kita memaknai sifat Al Malik, kita tahu bahwa yang menguasai segalanya adalah Allah semata, dengan begitu kita tahu bahwa hawa nafsu adalah bujukan syetan yang akan hanya menjerumuskan kita kepada hal-hal negatif dan itu merupakan contoh ketundukan kita kepada syetan. Jadikanlah hawa nafsu menjadi pahala bagi kita dengan mengedepankan yang halalan toyyiban, dan yang menjadi hak kita bolehlah kita nafsu terhadap itu.
3.       Menjadi Hamba Yang Bersyukur
Memaknai sifat Al Malik berarti kita mengakui tentang kekuasaan Allah di bumi dan langit, serta di dalam kedalam hati kita setiap mahluk-Nya. Dan dengan serta merta kita harus mensyukuri segala nikmat yang telah diberi, itu adalah hamba yang menunjukkan bahwa kiata adalah hamba yang pintar bersyukur.
4.       Mengharap Pertolongan Allah
Sebagai Yang Maha Kuasa, Allah lah yang menentukan segala urusan yang akan kita hadapi dan telah kita hadapi, Dia lah yang mengetahui segala pengetahuan tentang alam dan isinya serta yang tahu akan kedalaman hati seseorang. Segala apa yang kita ikhtiarkan tergantung pada ketentuannya karena Dia Yang Maha Kuasa, dengan mengharap pertolongan Allah berarti kita menunjukan sikap yang menumbuhkan kekuatan bathin dalam menghadapi segala sesuatu. Sebaliknya dengan tidak mengharapkan pertolongan dari Allah merupakan cerminan sikap yang angkuh.
Hudjaifah ibnul Yaman, r.a Mengatakan: “Hindarilah tempat-tempat yang penuh fitnah”, Ibnul Yaman pun ditanya, ‘tempat macam apakah yang penuh dengan fitnah itu? Dia kemudian menjawab, ‘pintu-pintu para penguasa. Dimana salah seorang dari kalian yang masuk kedalamnya, kemudian membenarkan segala yang diucapkan dan yang diperbuat pemimpin itu dengan suatu kebohongan, dan mengatakan yang bukan sebenarnya” (Hiyanatul Auliya,I/277 dan Tahjibul Hiyah, I/206)
Dengan meyakini dan memaknai Al Malik kita mempunyai landasan hidup yang mapan dan mantap, sehingga kebal akan bujuk rayu syetan terhadap kita. Tidak ada yang ditakuti selain Allah karena Dia lah yang patut untuk diminta pertolongan dan kita senantiasa takut akan ajabnya, tidak takut akan kehilangan jabatan dan harta karena ada Yang Maha Raja dan kekuasaanya meliputi alam semesta, karena Allah senantiasa bersama orang-orang yang selalu mengingat-Nya.
tidak akan kalah dengan perasaan malas dan putus asa sehingga giat dalam belajar, berusaha dan bekerja serta optimis menjalani hidup, karena semua adalah dalam kekuasaannya dan menjalani hidup dengan bersandar terhadap ketentuan Yang Maha Raja, Allah SWT.
Dari semua uraian kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kita haru menjalani hidup ini dengan optimis seakan kita akan hidup seribu (1000) tahun lamanya, dan menyebarkan amalan dan cinta terhadap sesama. Raihlah kehidupan dan kesuksesan karena Allah akan melihat kesungguhan akan niat kita. Dan ingatlah ketika telah meraih kesuksesan hidup, kita harus dapat mengendalikan hidup ini menjadi sebuah jalan menuju Rahmat dan Ridho-Nya.

Daftar Pustaka:
2.       hadits online, http://id.lidwa.com/app/ 
3.       td.informasi, http://td-informasi.blogspot.com/
4.    pustaka-ol, http://pustaka-ol.blogspot.com/2012/02/area-download-e-book.html


Silahkan Download file E-Booknya disini



Ditulis oleh: Dori Hudori
td-Informasi, Updated at: 2/20/2013 06:03:00 AM
Asma'ul Husna ( Al Malik ) 4.5 5 Dori Wednesday, February 20, 2013 3 AL MALIK (MAHA RAJA/YANG MAHA PENGUASA) The King/The Soverign Dalam Al Qur’an, kata Malik diulang sebanyak 5 kali, dua diant...


No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungan anda ke web ini, Silahkan berkomentar dengan bijak....

The Most Popular Traffic Exchange