KOMPAS.com — Ungkapan ini kerap digunakan para
usahawan generasi pertama Indonesia. Bagi mereka, terutama yang merintis
usaha dari titik nol, kesombongan itu sungguh celaka. "Engkau ingin
berbisnis tetapi sombong? Ha-ha-ha-ha, sudah, pulang tidur saja, engkau
tidak berbakat bisnis," ucap usahawan besar Eka Tjipta Widjaja ketika
masih berada di panggung bisnis internasional, beberapa waktu lalu.
Eka,
pendiri sekaligus generasi pertama Grup Sinar Mas, menyadari betul
bahwa seorang usahawan memang harus punya sikap, jujur, dan reputasi
tinggi.Namun, hukum bisnis yang sangat keras adalah pengusaha dilarang
sombong. Untuk memberi gambaran riil, ia menyatakan, sombong, apalagi
sok tahu, hanya akan mencelakakan si pengusaha.
Eka menuturkan, ia
pernah menemukan seorang usahawan "baru berkembang" mengajari seorang
usahawan besar tentang strategi bisnis dan arah bisnis ke depan. "Saya
diam saja, dan usahawan yang diajari itu juga diam saja. Maklum, ia
sangat rendah hati. Namun, saya terkesima, mengapa anak muda itu
memiliki perangai seperti itu. Saya bergegas pergi dan membatin, apa
tidak salah ya, ada anak ayam hendak mengajari burung garuda terbang?"
Kepada
anak dan cucunya, Eka suka menekankan peristiwa ini sebagai contoh,
"Jangan coba-coba sombong kalau ingin menjadi pebisnis hebat." Sombong
atau bangga yang berlebihan hanya akan menjauhkan usahawan dari rezeki.
Pelanggan, konsumen, atau klien akan menjauh. Mereka akan mencari
usahawan yang lebih enak diajak bekerja sama, lebih asyik dijadikan
mitra bisnis.
Sinar Mas tidak main-main dengan impiannya menjadi
perusahaan besar dunia. Dua produknya, minyak sawit mentah (CPO) dan
bubur kertas (pulp and paper), masuk elite dunia. Hal yang
menarik, raksasa bisnis ini tetap rendah hati. Mereka tahu bahwa para
rival terus mengejar mereka, kalau perlu mendahului mereka. Oleh karena
itu, perusahaan tersebut tidak pernah berhenti berkreasi.
Usahawan properti Trihatma Kusuma Haliman juga menekankan pentingnya rendah hati. "Hochmut kommt vor dem fall
(kesombongan datang mendahului kejatuhan)," ujar Trihatma, pekan lalu.
Ungkapan Jerman ini kerap diajarkan kepada anak-anak Jerman agar tidak
berlebihan. Rendah hati tidak menyurutkan gengsi dan reputasi. Justru
rendah hati membuat seorang usahawan dipandang amat tinggi oleh usahawan
lain.
Urusan rendah hati ini "hanya" satu unsur kecil dari begitu
banyak formula dalam berbisnis. Untuk menjadi pebisnis besar, seorang
saudagar tidak hanya dituntut harus rajin, ulet tiada tara, sabar, atau
reputasi, tetapi juga cerdas melihat peluang, visi bisnis yang jauh ke
depan, kreasi, dan inovasi tiada henti.
Bill Gates ataupun Steve
Jobs, sekadar menyebut contoh, dipandang amat tinggi karena selalu
berlari jauh lebih cepat dibandingkan para kompetitornya. Mereka tidak
sekadar satu langkah di depan kompetitor, tetapi dua sampai tiga
langkah.
Banyak contoh lain tentang aspek ini. Samsung kini
menjadi raksasa produk elektronik dunia, meninggalkan Sony. Adapun
produk Korea lainnya, Hyundai, kini menjadi produsen mobil keempat besar
di dunia. Bayangkan, tujuh tahun silam siapa yang memandang Hyundai?
Namun, kini produk raksasa ini menyusup jauh ke pedalaman
raksasa-raksasa ekonomi dunia. Suka tidak suka, harus diakui, Hyundai
sukses menerobos panggung elite otomotif dunia. Mereka unggul atas
produsen mobil Italia, Inggris, Swedia, dan Perancis. Hyundai hanya
kalah dari produsen Jepang, Amerika Serikat, dan Jerman.
Mukiat,
salah seorang eksekutif Hyundai Indonesia, menyatakan, produk tersebut
mampu menjadi empat besar dunia bukan hanya karena teknologi yang sangat
maju, bukan pula sekadar kreasi yang sangat tinggi, melainkan karena
sikap rendah hati, tidak merasa lebih dari produsen lain. Para eksekutif
papan atas Hyundai tidak pernah merasa puas.
Seorang eksekutif
otomotif di Jakarta menyatakan, jangan pernah lengah. Lihat bagaimana
nasib Nokia. Produk telepon genggam asal Finlandia itu demikian gagah
perkasa, seolah tak ada yang mampu mengejarnya. Namun, ketika datang
Blackberry, Nokia langsung terpengaruh. (Abun Sanda)
Sumber : Kompas Cetak
Ditulis oleh: Dori Hudori
td-Informasi, Updated at: 11/15/2011 11:41:00 PM
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungan anda ke web ini, Silahkan berkomentar dengan bijak....